[Type the document title]
[Type the document subtitle]
|
[Year]
|
[Type the
author name]
[Type the
company name]
[Pick the
date]
|
Berawal dari perjumpaan
kita di jejaring sosial facebook saat
aku masih menggunakan akun lamaku yang sekarang sudah tak ku pergunakan lagi,
aku tak sengaja mengenalnya di facebook
dengan sosok dia yang mmm... Gampang akrab, bawel, kocak dan sok kecakepan gitu
deh. Hmmm, sungguh tak aku dapati di pikiranku tentang hal ini. Hari demi hari
kita jadi makin sering saling comment di facebook,
baik itu aku Di statusnya begitupun juga dia Di statusku. Sampai-sampai kita
tukeran nomor handphone. Kita saling bertanya tentang latarbelakang
masing-masing lewat telpon dan sms. Kelihatannya sih dia bukan tipe orang yang
mudah tersinggung, aku jadi tak sungkan untuk bertanya banyak hal padanya, segala hal yang membuat aku
penasaran aku tanyakan padanya. Begitupun juga saat dia bertanya tentang aku,
aku jawab saja seadanya. Kita saling terbuka satu sama lain lah..
Dia tinggal Di daerah
Kota Baru-Cikampek, masalah pekerjaan dia cukup mapan lah, mungkin karena dia
pandai memenej keuangannya, meskipun hanya seorang staff karyawan Di PT. NISSAN
MOTOR INDONESIA yang memproduksi mobil, yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
Soal pendidikan, dia lulusan SMA. Selanjutnya, dengan tak sengaja aku bertanya
tentang statusnya, waw... Ternyata dia tak lajang, dia terikat hubungan dengan
seorang wanita yang bernama Nia. Tapi, hatiku tak sedikitpun merasa cemburu
saat itu. Wajar sih, mungkin karena kita belum lama kenal. Ada pepatah
mengatakan ‘tak kenal maka tak sayang’. hehe..
Kabarnya, hubungan mereka sedang rumit, Anggi
yang menceritakannya padaku. Dia sering curhat padaku tentang hubungannya
dengan wanita bernama Nia itu. Huh, hatiku menciut serasa banyak salah. Aku
takut kerumitan hubungan mereka gara-gara aku, aku sadar bahwa aku dan Anggi
memang kelihatan begitu akrab sekali jika kita saling comment, seolah teman
dekat. Sejenak, sempat ku tinggikan keegoisanku untuk tidak begitu merasa
bersalah. “Untuk apa aku merasa bersalah, toh sebelumnya aku kan sama sekali
gak tahu kalau Anggi punya pacar. Lagian di informasi profilnya saja, tak tercantum
status berpacaran mereka. Jadi, aku gak salah kan... Huumm”. Hati egoisku
bergumam. Dan ternyata aku benar, penyebab kerumitan hubungan mereka bukan aku
penyebabnya. Tapi, memang sedang ada masalah saja diantara mereka. Masalah
sebenarnya apa ntahlah, tak aku tanyakan pada Anggi. Takutnya aku dikira
songong dan serba mau tahu. Yang penting, hatiku lega setelahnya.
Hari demi hari, semakin
seringnya kita contact’an. Aku serasa
jadi adiknya Anggi, tak malu aku katakan tentang itu padanya. Ternyata yang Anggi
rasakan juga sama yang akhirnya Anggi pun menganggap aku sebagai adiknya. Dari
saat itu, aku mulai pAnggil dia dengan sebutan ‘kakak’, begitupun Anggi memAnggilku
dengan sebutan ‘adek’. Dari situlah aku jadi makin leluasa bercerita apapun
padanya, aku banyak bercerita tentang keseharianku di Sekolah. Bahkan, aku
sering juga meminta bantuannya saat aku kesusahan mengerjakan PR. Tanpa
terlihat keberatan, dia pun membantuku. Ternyata dia cukup pandai juga di segi
akademiknya. Betapa aku jadi mengaguminya, “andai aku punya pacar seperti dia”.
Begitu pikirku saat itu.
Hushh.. aku berlebihan
ah. Ku anggap itu khayalan semataku. Tapi ternyata tidak, yang ada khayalan itu
malah turun ke hatiku. Terasa saat Anggi lagi-lagi bercerita tentang Nia, ada
perasaan aneh di hatiku, perasaan cemburu. Sungguh aneh..!! hmm. Aku coba redam
dan ku tahan perasaan yang ada di benakku itu, berpura-pura biasa saja, ya..
meskipun menyebalkan sih..
Tak lama dari kejadian
itu, malah ada dua hal yang membuatku begitu merasa tersiksa. Akun facebook-ku di hack orang lain, ntah siapa; handphone-ku
juga rusak tercebur kolam di Rumah nenekku. Uuhhh.. sungguh-sungguh
menyebalkan. Hal itu membuat aku dan Anggi jadi lost contact.
Saat handphone-ku belum selesai dibetulkan, selalu ada rasa kangenku
pada Anggi. Yang namanya Cinta, gitu kali yah.. ???hihii. selang beberapa
Minggu, handphone-ku pun telah
selesai dibetulkan dan bisa ku gunakan lagi. Namun sayangnya, nomor Anggi tak
ada di list contack handphone-ku.
Mungkin ter-remove saat proses
refresh waktu servis, ntah aku yang teledor tak menyimpannya di telepon. Demi
bisa lagi contact-an lagi sama Anggi,
akupun tak mau kehilangan akal. Aku buat saja akun facebook baru. Dan yupp, aku
dan Anggi pun bertemu lagi. Dia menyapaku, bertanya tentang kemana saja aku
selama ini. Ya, aku jawab saja seadanya. Bahagianya aku bisa bertemu dia lagi,
uukhhmm...
Tak lama dari saling
sapa, kita pun berlanjut saling curhat. Aku curhat dengan keadaanku yang tiada
lain seorang jomblowati. Haha.. sedangkan dia katanya,
hubungannya dengan Nia sudah putus seminggu yang lalu. Semakin bahagianya
hatiku. “kesempatan di depan mata, yuhuu..” sorak hatiku. Tapi, hal itu tak
mungkin aku ungkapkan langsung pada Anggi, nanti dikiranya aku kegatelan lagi.
Ogahh deh..
Sebelum kita off-line, aku memberikan nomor baruku
kepada Anggi. Modus biar aku bisa makin dekat sama dia. Hehe. Semakin hari,
kebaikannya semakin ku rasakan. Rasa nyaman selalu ku rasakan saat dia
memberiku nasihat-nasihat kecil, semakin aku mengagumi sikapnya. Tapi kenapa,
takdir cinta itu tak kunjung datang? Aku sudah tak sabar ingin memilikinya.
Berharap Tuhan menghendaki apa yang ku mau.
Keesokannya, aku kembali
mengunjungi dunia maya. Aku dikejutkan dengan status Anggi yang sungguh
membuatku miris hati. “jika kau mau, kan ku tunjuk kau sebagai calon istriku”.
Begitu bunyi statusnya. Iiiuuwww, KamSeUPay.. !! aku benci hal itu,
tega-teganya dia menyimpan perasaan pada seorang wanita. Kenapa selama ini dia
tidak bercerita padaku. Huhh..
Tanpa ku perlihatkan
perasaanku yang kesal bercampur cemburu, aku tanyakan pada Anggi tentang
bagaimana kejadian yang sebenarnya. Ih waw, ‘PUCUK DICINTA ULAM PUN TIBA’. Dia
malah menyatakan cinta padaku. “ih, gombal..” kataku. “bukannya kakak
sedang dekat dengan wanita lain?”
tuduhku. “iya, memang benar. Kakak memang sedang dekat dengan seorang wanita.
Dan tahukah kamu, Nur, wanita yang kakak maksud itu adalah kamu.” Katanya mempertegas. Waw.. sungguh
mengejutkan. Tak ku kira, ternyata perasaannyadan perasaanku sama. Tapi, tak
begitu langsung aku menerima cintanya sekalipun aku memang mencintainya. Dengan
sedikit jual mahal, aku tunda jawabanku sampai 2 hari. Lalu aku terima
cintanya. Sejak saat itulah pAnggilan ‘adik’ dari Anggi dan pAnggilan ‘kakak’
dariku pada Anggi berubah menjadi pAnggilan ‘sayang’.
Saat itu, rasaku belum
terlalu full, aku tak mau menjadi
korban facebook seperti yang orang
lain alami. Dan aku meminta Anggi untuk menemuiku. Dengan sikapnya yang dewasa
itu, dia pun menyanggupi apa yang aku mau. Dua minggu setelah aku berkata, dia
pun menepati janjinya dengan langsung datang ke rumahku. Pada saat bertemu
dengan ayahku, dia malah ngomong tentang keseriusan akan hubungannya denganku.
Betapa bijaknya dia menurutku. Karena memang laki-laki yang seperti itulah yang
aku inginkan, sejak saat itu mulailah ku titipkan kepercayaan dan rasa cintaku
sepenuhnya padanya. Semoga Alloh menghendaki hubungan kami, menuntun kami
menuju hubungan yang dipenuhi keharmonisan cinta untuk meraih ridho-Nya.
Amiinnn..
SEKIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar